Bunda Maria Menampakkan Diri Di Lourdes
Kota Lourdes adalah sebuah tempat suci yang terletak di pegunungan Pyrenees, Perancis, tempat berziarah umat Katolik dari seluruh penjuru dunia. Setiap tahunnya, lima hingga enam juta orang dari berbagai bangsa dan negara datang berwisata, berziarah, dan berdoa di sana. Penampakan Bunda Maria di Lourdes adalah pengalaman spiritual yang tak terlupakan khususnya bagi umat Katholik dari seluruh penjuru dunia.
Dikatakan pada Februari 1858 Perawan Maria Terberkati metampakkan diri kepada anak kecil 14-tahun bernama Bernadette Soubirous (sekarang St. Bernadette) di Grotto of Massabielle terpencil. Bernadette Soubirous memasuki biara Nevers pada 1866 dan dikanonisasi pada 1933.
Penampakan Bunda Maria di Lourdes pertama kali terjadi tanggal 11 Februari 1958. Dan berikutnya adalah 17 kali penampakan lain sepanjang tahun itu pula. Yang terakhir, Bunda Maria menampakkan diri tanggal 16 Juli 1858. Tepat tahun 2008, Gereja Semesta merayakan hari jadi 150 Tahun peristiwa rohani ini di Lourdes.
Enam Juta Peziarah Lourdes adalah fenomena global. Mengapa? Dalam setahun, tempat bersejarah ini dikunjungi peziarah tak kurang berjumlah enam juta orang.
Dari kisaran jumlah itu, 400-an ribu di antaranya adalah kaum muda. Pada perayaan Pesta 150 Tahun Penampakan di Lourdes tahun 2008 lalu, tak kurang tujuh juta peziarah dari seluruh dunia telah menyesaki jalanan menuju Lourdes. Panitia lokal bahkan sudah menyiapkan tak kurang 12 ribu sukarelawan untuk “mengurus” turis rohani di tempat bersejarah ini.
Persiapan pemerintah Lourdes juga tak kalah seriusnya. Beberapa project konstruksi telah dilakukan. Di antaranya yang spektakuler adalah direnovasinya façade (tampilan bagian muka) Basilika Rosario dengan pemasangan mozaik baru yang menghadirkan “Peristiwa Cahaya”. Project ini dibuat sebagai bentuk penghormatan atas karya pastoral mendiang Paus Yohanes Paulus II.
Melalui surat apostolik Rosarioum Virginis Mariae yang dikeluarkan 16 Oktober 2002, Paus Yohanes Paulus II membeberkan refleksinya yang mendalam mengenai peristiwa hidup Yesus dari pembaptisan sampai ‘warisan rohani’ teragung: Ekaristi.
Sepanjang hidupnya, mendiang Paus Yohanes Paulus II sendiri telah menyempatkan diri terbang dari Roma menuju Lourdes untuk berziarah dan berdoa di Gua Penampakan (massabielle) sebanyak dua kali: tahun 1983, tak lama setelah menerima mandat kepemimpinan Tahta Suci dan berikutnya tahun 2004.
Semua peziarah, termasuk Bapa Suci, diundang pada acara jubileum 150 Tahun Penampakan di Lourdes. Mereka diundang untuk mengalami sesuatu yang sangat positif sebagai bagian dari gereja universal dan sebagai “pribadi” selama kurun waktu perayaan ini.
Foto Grotto Massabiele pada jaman St. Bernadette
Di antaranya, para peziarah diajak melewat “jejak langkah” kaki Bernadette, mulai dari gereja paroki dimana orang kudus dari Lourdes ini dibabtis. Kemudian, diajak menyusuri lorong-lorong jalan menuju Cachot—bangunan rumah bekas penjara yang menjadi tempat tinggal keluarga Bernadette. Selanjutnya, kita diajak masuk kompleks Lourdes melalui pintu gerbang St. Michel, menyusuri explanade Lapangan Rosario dan berjalan melewati salah satu dari tujuh lengkungan menuju ke Gua Penampakan.
Setiap peziarah diajak mengalami sebuah perjalanan yang mendalam menuju pada hidup yang baru. Dengan demikian, perjalanan ziarah ini mempunyai arti merombak kebiasaan-kebiasaan hidup buruk yang lampau dan memeluk kebiasaan-kebiasaan hidup baik yang baru yang kini populer disebut habitus baru.
Barangkali tak banyak orang sadar, di antara 18 kali penampakkan itu ada hal-hal istimewa yang sejak lama telah luput dari perhatian kita. Catatan penting di bawah ini semoga bisa “menguak” harta rohani yang belum pernah kita dengar atau baca.
Bersama dengan kakak perempuannya dan seorang teman, Bernadette pergi ke Massabielle di tepi Sungai Gave untuk mengumpulkan duri dan kayu kering. Ketika sementara melepas kaus kakinya untuk menyeberangi sungai, dia mendengar suara seperti hembusan angin, dan dia pun mengangkat kepalanya ke arah Grotto (gua): “Saya melihat seorang wanita berpakaian putih, dia mengenakan gaun putih, kerudung putih senada, ikat pinggang biru dan sebuah mawar kuning pada setiap kakinya.” Bernadette membuat Tanda Salib dan mendaraskan Rosario dengan wanita itu. Ketika doa berakhir, sang wanita tiba-tiba lenyap.
Bernadette merasakan sebuah dorongan dari dalam yang menariknya ke Grotto meskipun dia telah dilarang pergi ke sana oleh orang tuanya. Karena desakannya, ibunya akhirnya mengijinkannya; setelah peristiwa pertama Rosario, dia melihat wanita yang sama muncul. Dia memercikkan air suci padanya. Wanita itu tersenyum dan menundukkan kepalanya. Ketika Rosario berakhir, dia pun kembali menghilang.
Untuk pertama kalinya, sang wanita berbicara. Bernadette mengulurkan pena dan kertas sambil memintanya untuk menuliskan namanya. Dia menjawab, “Tidak perlu,” dan menambahkan: “Aku tidak berjanji untuk membuatmu bahagia di dunia ini tetapi di [dunia] lain. Apakah engkau cukup berbaik hati untuk datang kemari selama dua minggu?”
Bernadette datang ke Grotto dengan lilin menyala yang sudah diberkati. Tindakannya ini menjadi asal-mula dari tradisi membawa lilin dan menyalakannya di depan Grotto.
Sang wanita mengajarkannya sebuah doa pribadi. Pada akhir penampakan, Bernadette dikuasai oleh suatu kesedihan yang hebat.
Sang wanita menampakkan diri kepada Bernadette sangat awal di pagi hari. Sekitar 100 orang hadir. Setelah penampakan itu, Komisaris Polisi, Jacomet, menanyainya. Dia ingin Bernadette menceritakan apa yang dilihatnya. Bernadette hanya mengatakan “AQUÉRO” (yang berarti “orang itu” dalam dialek lokal)
Dikelilingi oleh 150 orang, Bernadette tiba di Grotto. Penampakan kali ini menyingkapkan sebuah rahasia kepadanya “hanya untuk dirinya sendiri”.
Pesan dari sang wanita : “Bertobatlah, bertobatlah, bertobatlah! Berdoalah kepada Allah untuk para pendosa. Ciumlah tanah ini sebagai tindakan pertobatan untuk para pendosa!“
Tiga ratus orang hadir. Bernadette memaparkan, “Dia menyuruhku untuk pergi, minum dari mata air itu (….) Aku hanya menemukan sedikit air berlumpur. Pada upaya keempat, akhirnya aku bisa meminumnya. Dia juga mendorongku untuk makan dedaunan pahit yang ditemukan di dekat mata air itu, dan penampakan itu kemudian beranjak dan pergi menjauh.” Di depan kerumunan orang itu yang bertanya, “Apakah engkau berpikir bahwa dia gila karena melakukan hal-hal seperti itu?“, dia menjawab, “Ini untuk para pendosa.”
Delapan ratus orang hadir. Penampakan kali ini sunyi. Bernadette minum air dari mata air tersebut dan melakukan tindakan tobat yang biasa dia lakukan
Lebih dari 1000 orang hadir pada saat kegembiraan yang luar biasa. Bernadette berdoa, mencium tanah dan berjalan dengan lutut sebagai tanda pertobatan. Dia kemudian dibawa ke rumah Hakim Ribes yang mengancam akan memasukkannya ke dalam penjara.
Lebih dari 1500 orang berkumpul dan di antara mereka, untuk pertama kalinya, terdapat seorang imam. Pada malam hari, Catherine Latapie, seorang teman dari Lourdes, pergi ke Grotto, dia mencelupkan lengannya yang terkilir ke dalam air dari mata air tersebut: lengan dan tangannya pulih seperti sediakala.
Kerumunan orang itu membesar dan membesar. Sang wanita bertanya kepadanya: “Pergilah, katakan kepada sang imam untuk datang ke sini dalam prosesi dan untuk membangun sebuah kapel di sini.“ Bernadette menyampaikan hal ini kepada Rm. Peyramale, Pastor Paroki Lourdes. Dia hanya ingin tahu satu hal: nama sang wanita. Dia menuntut suatu tanda lain: melihat semak mawar liar di Grotto berbunga di tengah musim dingin.
Dari jam 7 pagi, di hadapan 3000 orang, Bernadette tiba di Grotto, tetapi penampakan itu tidak muncul! Usai sekolah, dia mendengar panggilan dari dalam dirinya dari sang wanita. Dia pergi ke Grotto dan bertanya lagi mengenai namanya. Responnya berupa sebuah senyum. Pastor Paroki mengatakan lagi kepada Bernadette: “Jika sang wanita sungguh menginginkan sebuah kapel dibangun, maka dia harus memberitahukan kita namanya dan membuat semak mawar di Grotto mekar.“
Kerumunan orang yang selalu membesar (sekitar 8000 orang) menunggu sebuah keajaiban pada akhir dari dua minggu itu. Penampakan kali ini sunyi. Rm. Peyramale terpaku pada posisinya. Selama 20 hari, Bernadette tidak pergi ke Grotto, dia tidak lagi merasakan panggilan yang tak tertahankan.
Penampakan Bunda Maria di Lourdes kali ini akhirnya mengungkapkan nama sang wanita, tetapi semak mawar liar, di mana dia berdiri selama Penampakan, tidak mekar. Bernadette menceritakan, “Dia mengangkat matanya ke Surga, mengatupkan kedua tangannya seperti jika dalam doa, yang terulur dan mengarah ke tanah dan berkata kepadaku: Que soy era Immaculada Concepciou (Akulah yang Dikandung Tanpa Noda).” Sang visioner muda ini beranjak dan, sambil berlari sepanjang jalan, mengulangi terus kata-kata yang dia tidak mengerti itu. Kata-kata ini mengganggu Pastor Paroki yang berani itu. Bernadette tidak mengetahui fakta bahwa pernyataan teologis itu ditujukan kepada Santa Perawan. Empat tahun sebelumnya, pada tahun 1854, Paus Pius IX menyatakan hal ini sebagai sebuah kebenaran Iman Katolik (sebuah dogma).
Selama Penampakan ini, Bernadette harus menjaga lilinnya bernyala. Lidah api menjilat di sepanjang tangannya tanpa membakarnya. Seorang dokter medis, Dr. Douzous, segera bersaksi atas fakta ini.
Bernadette menerima panggilan misterius ke Grotto, tapi jalannya terhalang dan tertutup oleh palang kereta. Karenanya, dia tiba di seberang Grotto ke sisi lain dari Sungai Gave. “Saya merasa bahwa saya berada di depan Grotto, pada jarak yang sama seperti sebelumnya, saya hanya melihat Santa Perawan, dan dia lebih cantik dari sebelumnya!“
Pada umur sebelia itu, pernyataan itu terasa begitu asing bagi telinga Bernadette. Dia sungguh tidak tahu, empat tahun sebelumnya –yakni tahun 1854— melalui Paus Pius IX Gereja baru saja resmi menerbitkan ensiklik dan mengeluarkan ajaran kebenaran iman tentang Maria Yang Dikandung Tanpa Noda.
Ziarah punya makna khusus. Tak asal pergi ke suatu tempat yang dipandang bersejarah. Melainkan –sesuai tradisi katolik—berziarah adalah mendatangi tempat dimana “sesuatu telah pernah terjadi, sesuatu yang tidak biasa ditemukan di situ”.
Sesuatu “yang tidak biasa” itu bisa saja telah terjadi di masa lampau. Tapi siapa tahu, “hal luar biasa” itu juga bisa terulang lagi hari ini dan di kemudian hari. Dan mukijzat-mukjizat di Lourders adalah salah satu contohnya. Dan inilah yang menjadikan Lourdes sebagai fenomena global.
Suasana Peziarahan di sekitar Grotto
Apa yang dicari para peziarah rohani di Lourdes tak lain adalah menemukan dan merasakan kembali “kebenaran” hal-hal yang luar biasa itu. Mereka mendatangi Gua Lourdes –tempat Bunda Maria menampakkan diri kepada Bernadette Soubirous—dengan bekal iman dan harapan. Bukan untuk pelesir atau sekedar ingin “cuci mata”.
Para peziarah rohani datang ke Lourdes, karena ingin berdoa dengan penuh iman kepada Bunda Maria, perantara kita kepada Yesus Kristus. Yang sakit, cacat dan bahkan yang sehat, tua atau muda datang menyesaki Lourdes hampir setiap hari, namun terutama pada masa libur.
Mereka datang dari berbagai belahan dunia, berasal dari beragam strata sosial. Yang menyatukan mereka hanya satu: iman dan harapan bisa menimba kembali semangat rahmat kasih Tuhan. Rasa kebersamaan muncul, ketika bertemu sesama umat Gereja Universal demi sebuah “doa” yang sama. Meskipun lelah dan jauh dari tempat tinggal mereka, namun sepulang mereka dari Lourdes, mereka kembali ke rumah dengan penuh cahaya dan niat untuk tidak hanya menjadi pendengar firman, melainkan menjadi pelaku firman yang hidup. Penampakan Bunda Maria di Lourdes. End.
LOURDES, Pena Katolik – Di Lourdes, Prancis, pada tahun 1844 seorang bayi perempuan bernama Bernadette Soubirous lahir. Keluarga Bernadette sangat miskin, dan Bernadette bertanggung jawab untuk menjaga dan merawat saudara-saudaranya.
Bernadette adalah seorang gadis baik hati dengan mata gelap dan wajah bulat. Satu-satunya pendidikan yang diterima Bernadette adalah ajaran Katolik yang dia pelajari dengan setia di malam hari.
Pada usia 13 tahun, satu tugas Bernadette adalah mengumpulkan kayu untuk api. Pada suatu hari yang dingin di bulan Februari 1858, Bernadette dan dua rekannya berangkat ke Sungai Gave untuk mengumpulkan potongan kayu. Kedua sahabat itu berlari ke depan dan meninggalkan Bernadette yang berjuang untuk mengejar. Saat Bernadette melepas sepatunya untuk melewati sungai, dia dikejutkan oleh angin aneh dan suara gemerisik.
Bernadette melihat ke arah gua dan gua di tepi sungai. Di dekat pembukaan gua, Bernadette melirik dan melihat gua itu tiba-tiba dipenuhi dengan cahaya keemasan. Mengangkat matanya, dia melihat seorang wanita yang sangat cantik, mengenakan jubah putih bersih dengan selempang biru, kerudung di atas kepalanya, rosario digenggam di tangannya dan mawar kuning di kakinya. Bernadette menggosok matanya. Apa wanita cantik! Tapi dari mana dia berasal? Dan apa yang dia lakukan di sini?
Wanita cantik itu tersenyum pada Bernadette dan memintanya untuk berdoa rosario. Bernadette mengucapkan doanya dan ketika dia selesai dia melihat ke atas, wanita itu telah menghilang. Bernadette mengejar 2 temannya dan menemukan bahwa mereka marah padanya. Sudah lakukan apa? Bermain di sungai, sementara kita di sini mengumpulkan kayu? Bernadette memberi tahu mereka tentang penglihatan yang baru saja dia saksikan. Gadis-gadis itu memberi tahu Bernadette bahwa dia konyol dan mungkin hanya melihat sesuatu.
Bernadette merasa tertarik ke gua dan kembali ke sana pada hari Minggu berikutnya. Lagi-lagi Bernadette melihat wanita cantik itu. Ketiga kalinya Bernadette pergi ke gua, wanita itu berbicara kepadanya. Wanita cantik itu meminta Bernadette untuk datang ke sini setiap hari selama lima belas hari. Dia berkata bahwa dia ingin Bernadette memberi tahu para imam untuk membangun kapel di sana. Dia menyuruhnya untuk minum air dari sungai. Wanita itu juga menyuruh Bernadette untuk berdoa bagi pertobatan orang berdosa. Bernadette mengikuti permintaan itu.
Pada tanggal 25 Maret, Lady akhirnya memberi tahu Bernadette bahwa dia adalah Maria, ibu Yesus, dan bahwa tujuannya menampakkan diri kepada Bernadette adalah untuk memperingatkannya agar berdoa dan berkorban bagi para pendosa. Mukjizat tubuh dan jiwa yang dilakukan di Lourdes adalah bukti bahwa pesan ini adalah peringatan yang benar dari ratu surga kepada anak-anaknya dan bahwa dia sangat tertarik pada kesejahteraan mereka.
Kunjungan sehari-hari Bernadette ke gua menyebabkan kegemparan di pedesaan. Kerumunan orang mulai berkumpul dan menonton Bernadette saat dia memeriksa gua dan dengan patuh melakukan hal-hal yang diminta wanita itu darinya. Mereka menyaksikan Bernadette mengikis tanah di samping gua sampai mata air mulai menetes. Apakah Anda percaya mata air ini masih menyediakan 27.000 galon air setiap hari!
Ini adalah air suci Lourdes yang menyembuhkan semua! Pada awalnya, para pendeta, penduduk kota, dan keluarga meragukan visi Bernadette dan tujuan kegiatannya. Tetapi Bernadette keras kepala dan bertekad untuk mengikuti rencana Mary untuknya. Akhirnya semua orang percaya Bernadette dan gua di Lourdes menjadi tempat pemujaan dan air suci Lourdes disakralkan untuk melakukan mukjizat.
Pada usia 22, Bernadette menjadi biarawati dan mengabdikan hidupnya untuk Maria, berdoa untuk pertobatan orang berdosa dan untuk melayani Tuhan. Bernadette meninggal pada 16 April 1879, pada usia 36 tahun.
Dia akan dikenang karena percaya pada kemuliaan Tuhan yang lebih besar karena dia setia pada misinya, dia rendah hati dalam kemuliaan dan dia gagah berani dalam penderitaannya. Saat ini, Lourdes tetap menjadi salah satu kuil Kristen yang paling sering dikunjungi di dunia. Lebih dari 3 juta pengunjung, peziarah dan turis datang setiap tahun ke Gua Massabielle, di mana Perawan Maria menampakkan diri kepada Bernadette 18 kali pada tahun 1858.
Penampakan Pertama – Kamis, 11 Februari 1858:
Setelah makan malam pada hari Kamis sebelum Rabu Abu, ibu Bernadette memberi tahu anak-anaknya bahwa tidak ada lagi kayu di rumah. Bernadette dan saudara perempuannya, Toinette, dan seorang teman tetangga, Jeanne Abadie, pergi ke sungai Gave untuk mengumpulkan kayu. Mereka harus menyeberangi kanal air dingin. Khawatir dia akan terkena serangan asma, Bernadette tetap berada di tepi sungai, dan dua gadis lainnya menyeberangi sungai dan mengambil kayu di bawah gua sampai mereka menghilang di sepanjang Gave.
Bernadette mendengar suara keras seperti suara badai, tapi tidak ada yang bergerak. Dia ketakutan dan berdiri tegak, kehilangan semua kekuatan berbicara dan berpikir. Dia menoleh ke arah Gua Massabieille dan melihat di celah batu itu ada semak mawar, satu-satunya, bergerak seolah-olah sangat berangin. Hampir pada saat yang sama, keluar dari bagian dalam gua awan berwarna emas, dan segera setelah itu, seorang Wanita, muda dan cantik –sangat cantik — orang-orang seperti yang belum pernah dilihatnya, datang dan menempatkan dirinya. di pintu masuk bukaan di atas semak mawar. Dia menatap Bernadette dan segera tersenyum dan memberi isyarat padanya untuk maju, dengan cara seorang ibu memberi isyarat kepada anaknya untuk mendekat. Bernadette mengeluarkan rosarionya dan berlutut di depan Sang Wanita, yang juga memiliki rosario di lengan kanannya. Ketika Bernadette mencoba untuk mulai berdoa rosario dengan membuat tanda salib, lengannya lumpuh. Hanya setelah Nyonya membuat tanda salib sendiri, Bernadette dapat melakukan hal yang sama. Saat Bernadette berdoa rosario, Wanita itu melewati manik-manik rosarionya di antara jari-jarinya, tetapi tetap diam. Dia memang membaca Gloria dengan dia, namun. Ketika pendarasan rosario selesai, Bunda kembali ke bagian dalam batu dan awan emas menghilang bersamanya.
Bernadette memberi tahu saudara perempuannya tentang hal-hal luar biasa yang terjadi padanya di gua, memintanya untuk merahasiakannya. Sepanjang hari, citra sang Lady tetap ada di benaknya. Di malam hari dalam doa keluarga Bernadette gelisah dan mulai menangis. Ketika ibunya bertanya ada apa, kakaknya menceritakan semuanya. Ibu Bernadette mengatakan kepadanya bahwa ini adalah ilusi, dan melarangnya untuk kembali ke Massabieille.
Bernadette tidak bisa tidur malam itu. Wajah Nona, yang begitu baik dan anggun, tak henti-hentinya kembali ke ingatannya. Tidak ada gunanya mengingat apa yang dikatakan ibunya karena dia tidak percaya bahwa dia telah ditipu. Keyakinannya akan hal ini tidak tergoyahkan. Dia melanjutkan untuk menggambarkan Wanita Cantik secara rinci:
“Dia memiliki penampilan seorang gadis muda berusia enam belas atau tujuh belas tahun. Dia mengenakan jubah putih, diikat di pinggang dengan pita biru yang mengalir di sekelilingnya. Sebuah kuk menutupnya dengan lipatan anggun di pangkal leher. Lengannya panjang dan ketat. Dia memakai kerudung yang juga putih di kepalanya. Kerudung ini hanya memperlihatkan sekilas rambutnya dan kemudian jatuh ke belakang di bawah pinggangnya. Kakinya telanjang tetapi ditutupi oleh lipatan terakhir jubahnya kecuali pada titik di mana mawar kuning bersinar pada masing-masing dari mereka. Dia memegang di lengan kanannya sebuah rosario dari manik-manik putih dengan rantai emas bersinar seperti dua mawar di kakinya. Pada hari Minggu, ibu Bernadette mengizinkannya untuk kembali ke gua.
Penampakan Kedua – Minggu, 14 Februari 1858:
Ketiga gadis kecil itu mulai keluar, dipersenjatai dengan sebotol air suci. Jika apa yang dikatakan orang tua mereka benar, mereka mungkin membutuhkan ini untuk menangkal pengaruh jahat. Alih-alih melemparkan air ke arah Lady, Bernadette menuangkan air dengan tenang ke tanah. Kemudian dia berbalik dan memberi tahu temannya bahwa, dilihat dari senyum Wanita Cantik, Dia senang dengan tindakan ini. Sebelum Jeanne Abadie, yang baru saja tiba, dapat menjelaskan bahwa dia telah melempar batu untuk bersenang-senang, yang lain telah berhamburan ke segala arah, berteriak minta tolong sambil berlari. Ketika Toinette mencapai cachot (rumah) dan mencurahkan ceritanya, ibunya mengambil sakelar dan menuju ke lokasi. Sekarang seluruh kota sedang berbicara. Untungnya bagi Bernadette kecil yang tidak bahagia, seorang wanita lokal yang cukup terkenal menafsirkan penampakan dengan cara yang berbeda dari kebanyakan penduduk kota. Dia mendapat izin Louise untuk membiarkan putrinya Bernadette menemaninya dan seorang teman ke gua.
Penampakan Ketiga – Kamis, 18 Februari 1858:
Ketiganya pertama-tama pergi ke Misa awal. Kemudian mereka berangkat ke gua. Madame Millet membawa lilin yang diberkati; Antoinette Peyret pena, kertas, dan tinta untuk merekam apa pun yang mungkin dikatakan. Wanita Cantik itu berkata kepada Bernadette: “Saya tidak perlu menuliskan apa yang harus saya katakan kepada Anda. Maukah Anda berbaik hati datang ke sini setiap hari selama lima belas hari?” Tidak ada alasan eksplisit yang diberikan untuk permintaan ini, tetapi janji yang pasti menyertainya: meskipun dia tidak berjanji bahwa Bernadette akan bahagia di dunia, Wanita Cantik itu berjanji bahwa kebahagiaan akan menunggu di surga.
Penampakan Keempat – Jumat, 19 Februari 1858:
Orang tua Bernadette dan bibinya menemaninya ke Grotto bersama beberapa tetangga. Tak lama setelah Bernadette mulai berdoa Rosario, semua orang yang hadir memperhatikan bahwa wajahnya diubah rupa dan diterangi.
Penampakan Kelima – Sabtu, 20 Februari 1858:
Pada kunjungannya yang kelima, Wanita Cantik itu mengajari Bernadette sebuah doa, yang dia panjatkan setiap hari selama sisa hidupnya. Dia tidak pernah mengungkapkan doa kepada siapa pun, tetapi dia mengatakan bahwa dia diberitahu untuk selalu membawa lilin yang diberkati bersamanya. Lilin sekarang menyala terus-menerus di Kuil.
Penampakan Keenam – Minggu, 21 Februari 1858:
Wanita Cantik itu memberi tahu Bernadette pada kesempatan ini untuk “berdoa bagi para pendosa”, yang tidak pernah gagal dia lakukan. Beberapa ratus orang hadir pada hari itu, termasuk Dr. Dozous, seorang dokter terkemuka di Lourdes. Dia mengatakan kepada orang banyak bahwa dia tidak dapat menemukan apa pun yang abnormal tentang kondisi fisik Bernadette, bahkan ketika kondisi mentalnya seperti trans: “Denyut nadinya teratur, pernapasannya mudah, dan tidak ada yang menunjukkan kegembiraan gugup.”
Sebuah pertemuan diadakan oleh warga kota, dan perbedaan pendapat yang tajam diungkapkan mengenai penampakan. Mereka menyatakan keprihatinan atas bahaya yang dapat menyertai pertemuan orang banyak seperti itu. Mereka membujuk Kaisar Kaisar, M. Dutour, untuk secara resmi melarang Bernadette kembali ke Gua. Bernadette menjawab bahwa dia tidak bisa memberikan kata-katanya untuk menahan diri dari pergi ke Gua karena dia telah berjanji pada Wanita Cantik dia akan melakukannya. Dutour memecatnya, dan membicarakan masalah ini dengan dua pejabat setempat: M. Jacomet, Kapolri; dan M. Estrade, yang akan menjadi teman Bernadette dan Dutour dan yang juga melakukan pelayanan yang tak ternilai dengan mendengarkan percakapan di masa depan dan dengan cermat merekamnya kata demi kata.
Estrade merekam percakapan antara Kepala Polisi dan Bernadette. Dalam pertemuan itu, M. Jacomet sengaja mencoba membingungkan Bernadette untuk mengubah penjelasannya tentang penampakan. Ketika upaya itu gagal, Kepala Polisi membebaskan Bernadette ke tahanan ayahnya dengan peringatan bahwa dia membawanya pulang dan menjamin bahwa tidak akan ada gangguan lebih lanjut. Tetapi panggilan batin yang mendesaknya lebih kuat daripada nasihat duniawi mana pun.
Pada hari Senin, 22 Februari 1858, Bernadette kembali ke Gua sepulang sekolah. Dua polisi melihatnya dan mengikutinya, begitu pula kerumunan orang biasa. Para polisi berdiri dengan penuh hormat saat dia berlutut di tempatnya yang biasa. Tetapi ketika dia bangun, mereka melompat ke depan dan bertanya apakah dia masih bersikeras bahwa dia telah melihat seorang Wanita Cantik. “Tidak, kali ini aku tidak melihat apa-apa,” jawabnya. Dia diizinkan pulang, tetapi dia diejek dan diancam. Orang-orang berkata dengan mengejek bahwa Nona Cantik takut pada polisi dan telah menemukan tempat yang lebih aman untuk dituju.
Penampakan Ketujuh – Selasa, 23 Februari 1858:
Sekitar dua ratus orang hadir pada penampakan ini. Ketika penampilan Bernadette sekali lagi berubah, para pria yang hadir melepas topi mereka dan berlutut. Bernadette tampak sangat serius dan mendengarkan, dan kemudian gembira, dan dia kadang-kadang membungkuk. Di akhir penglihatannya, yang berlangsung selama satu jam, Bernadette berlutut ke arah semak mawar dan mencium tanah. Ketika ditanya apa yang dikatakan Lady, Bernadette menjawab bahwa Lady telah mempercayakannya dengan tiga rahasia, yang tidak pernah dia ungkapkan.
Penampakan Kedelapan – Rabu, 24 Februari 1858:
Selama penampakan kedelapan, Bernadette berbalik dan menghadap kerumunan lebih dari empat ratus orang, dan tiga kali dia mengulangi, “penyesalan, penyesalan, penyesalan!”
Penampakan Kesembilan – Kamis, 25 Februari 1858:
Selama penampakan ini, Wanita Cantik memberi tahu Bernadette untuk, “minum dari air mancur dan mandi di dalamnya.” Bernadette bingung; tidak pernah ada air mancur di Massabieille, atau mata air alami apa pun. Dia mulai menggaruk kerikil lepas dari tanah yang mengelilinginya. Saat dia melakukannya, dia memperhatikan bahwa tanah di bawahnya lembab, dan sebuah kolam kecil terbentuk dan gelembung-gelembung naik darinya. Dia menangkupkan kedua tangannya dan minum, lalu membasuh wajahnya. Keesokan harinya, kolam itu meluap dan air menetes ke bawah batu. Keesokan harinya, tetesan itu telah menjadi aliran yang nyata. Tentu saja, segera dikatakan — dan telah dikatakan oleh para skeptis sejak itu — bahwa mata air selalu ada di sana. Faktanya tetap bahwa Bernadette memang menemukan pegas sebagai hasil dari perintah langsung.
Penampakan Kesepuluh – Sabtu, 27 Februari 1858:
Pada kesempatan ini, Nyonya Cantik memberi tahu Bernadette untuk “mencium tanah atas nama orang-orang berdosa.” Dia segera melakukannya, dan orang banyak mengikuti teladannya.
Penampakan Kesebelas – Minggu, 28 Februari 1858:
Ada sekitar dua ribu penonton di Grotto pagi itu. Wanita itu meminta Bernadette untuk memberi tahu para pendeta untuk membangun sebuah kapel di lokasi Gua.
Penampakan Kedua Belas – Senin, 1 Maret 1858:
Selama penampakan ini, Lady berkomentar kepada Bernadette bahwa dia tidak menggunakan Rosarionya sendiri, yang merupakan pernyataan yang akurat. Bernadette telah diminta oleh Pauline Sans untuk menggunakan Rosario Pauline di Gua hari itu.
Penampakan Ketigabelas – Selasa, 2 Maret 1858:
Bernadette tiba di Grotto pagi-pagi sekali, berdoa Rosario di hadapan Bunda Maria, yang tetap diam kecuali Gloria.
Penampakan Keempat Belas – Rabu, 3 Maret 1858:
Selama penampakan ini, Bunda mengulangi bahwa Dia menginginkan sebuah kapel yang dibangun oleh pendeta dan, sebagai tambahan, bahwa Dia ingin orang-orang datang ke kapel ini dalam bentuk prosesi. Bernadette sangat takut kepada pastor paroki, Abbe Peyramale. Sulit baginya untuk pergi menemuinya pertama kali untuk membangun kapel, tetapi butuh banyak keberanian baginya untuk menunjukkan dirinya untuk kedua kalinya tentang prosesi. Dia mengabaikannya dengan singkat, memerintahkannya untuk memberi tahu Nyonya Cantik bahwa Penyembuh Lourdes tidak terbiasa berurusan dengan orang asing yang misterius; bahwa jika Dia menginginkan sebuah kapel — jika Dia memiliki hak untuk memilikinya — Dia harus mengungkapkan identitas-Nya.
Penampakan Kelimabelas – Kamis, 4 Maret 1858:
Sekarang, hampir semua orang di Prancis tahu bahwa tanggal 4 Maret adalah hari terakhir dari lima belas hari Bernadette telah berjanji kepada Lady bahwa dia akan hadir di Grotto. Dua puluh ribu orang hadir hari itu, termasuk seluruh garnisun militer dengan seragam lengkap. Saat Bernadette mendekati tempat penampakan, sebuah jalan dibuka untuknya, dan para prajurit yang menemaninya melakukannya dengan hormat. Setelah penampakan, Bernadette mengatakan kepada orang banyak bahwa dia akan terus datang ke Gua karena Wanita Cantik itu tidak mengucapkan sepatah kata pun dalam bentuk perpisahan. Kerumunan kecewa dan kecewa. Mereka telah melihat Bernadette berubah rupa dengan pancaran cahaya yang aneh, tetapi mereka juga berharap untuk berbagi penglihatannya, untuk mendengar suara yang sama seperti yang dia lakukan, dan mereka berharap bahwa, paling tidak, semak mawar akan tiba-tiba mekar secara ajaib.
Penampakan Keenam Belas – Kamis, 25 Maret 1858:
Selama penampakan keenam belas, yang terjadi pada Hari Raya Kabar Sukacita, Wanita Cantik itu mengungkapkan identitasnya kepada Bernadette: “Que soy era Immaculado Conception”, Akulah Immaculate Conception. Bernadette tidak yakin apa arti nama ini, tetapi orang-orang yang tidak membutuhkan penjelasan berbondong-bondong ke Lourdes dalam jumlah yang lebih besar daripada sebelumnya. Baron Massy, seorang pejabat setempat, memerintahkan Bernadette untuk diperiksa oleh tiga dokter lagi. Mereka menemukan dia sehat secara fisik dan mental.
Penampakan Ketujuh Belas – Rabu, 7 April 1858:
Bernadette tidak pernah gagal membawa lilin yang menyala ke Gua sejak pertama kali dia diperintahkan untuk melakukannya oleh Nyonya Cantik. Selama penampakan ini, dia tanpa sadar meletakkan salah satu tangannya di atas nyala lilin. Orang-orang menyaksikan api membakar melalui jari-jarinya. Bernadette bahkan tidak mendengar teriakan ngeri yang muncul dari kerumunan. Dia terus berdoa setidaknya selama lima belas menit sementara nyala api membakar tangannya. Dia muncul dengan tenang dari doa tanpa cedera. Kemudian Dr. Dozous mengambil lilin lain dan, tanpa peringatan, menyentuhkan nyala api itu ke tangannya. Bernadette segera berteriak kesakitan. Tak lama setelah penampakan ini, Prefek mengambil tindakan sendiri dan memerintahkan Grotto ditutup, dan altar pedesaan dibongkar.
Penampakan Kedelapan Belas – Jumat, 16 Juli 1858:
Bernadette tampak lega bahwa dia menjadi kurang dari figur publik. Beberapa bulan telah berlalu, dan setelah menerima komuni pada pesta Bunda Maria dari Gunung Karmel, Bernadette merasakan dorongan yang tak tertahankan untuk kembali ke Gua. Karena barikade masih terpasang, dia dan bibinya tidak bisa sedekat mungkin dengan tempat suci yang mereka inginkan, jadi mereka berlutut di rerumputan, dan Nyonya Cantik muncul untuk terakhir kalinya.
Bernardette setelah penampakan
Bernadette bergabung dengan ordo Suster-Suster Cinta Kasih. Sepanjang hidupnya dia tetap sakit-sakitan, tetapi dengan sabar menjalankan tugasnya sebagai rumah sakit dan sakristan. Dia meninggal secara suci pada 16 April 1879. Dia berusia 34 tahun. Bernadette dimakamkan di halaman biara di Nevers, Prancis. Tubuhnya digali tiga puluh tahun kemudian pada tanggal 22 September 1909, di hadapan dua dokter, beberapa pejabat yang ditunjuk, dan biarawati dari biara setempat. Ketika peti mati Bernadette dibuka, tidak ada bau, dan tubuhnya sama sekali tidak tersentuh oleh hukum alam.
Penggalian kedua dilakukan pada tanggal 3 April 1919. Jenazah yang saat itu dinyatakan Yang Mulia ditemukan dalam kondisi yang sama seperti sepuluh tahun sebelumnya, kecuali wajahnya sedikit berubah warna, karena pencucian yang dialaminya selama penggalian pertama. . Seorang pekerja dalam lilin dipercayakan dengan tugas melapisi wajah Orang Suci yang telah meninggal empat puluh tahun. Relik suci (tubuh Bernadette) ditempatkan di peti mati emas dan kaca dan dapat dilihat sampai hari ini di Kapel Saint Bernadette di rumah induk di Nevers, Prancis.
Kuil dan tempat ajaib
Hari ini, di sekitar gua, sebuah basilika tiga tingkat neo-Bizantium dibangun. Bawah tanah adalah basilika lain, yang menampung 7.000 orang dan memiliki jalan untuk kursi roda. Pemandian, titik fokus sebenarnya dari kuil, adalah bilik kecil yang penuh dengan air sedingin es dari mata air, di mana orang sakit, beberapa sakit parah, membenamkan diri dengan harapan disembuhkan. Dua rumah sakit, yang merawat tetapi tidak merawat orang sakit, merupakan bagian dari kompleks tersebut.
Dari 3 juta orang yang datang ke Lourdes setiap tahun, 500.000 adalah orang sakit yang berharap disembuhkan secara ajaib. Data terakhir dari Biro Medis Lourdes, 66 kasus secara resmi diakui sebagai keajaiban, dari tahun 1858 hingga saat ini; dari kasus pertama yang terjadi beberapa hari setelah penampakan pertama di Massabielle, hingga kasus terakhir, yang berkaitan dengan Tuan Jean-Pierre Bély, yang diakui pada tahun 1999, dibandingkan dengan jumlah keseluruhan 7000 pemulihan yang diklaim.
Klaim keajaiban harus melalui studi salah satu kelompok dokter yang paling ketat. Faktanya, Komite Medis Nasional Lourdes didirikan pada tahun 1947, yang dibentuk oleh para spesialis universitas, dengan tujuan untuk melakukan kontrol yang lebih ketat dan independen untuk lebih menjamin keaslian mukjizat yang mungkin terjadi. Komite ini menjadi Internasional (LIMC) pada tahun 1954, sehingga memperoleh otoritas yang lebih besar dan dimensi universal.
Saat ini, Komite Medis Internasional Lourdes (LIMC,) yang berbasis di Paris, terdiri dari 25 anggota, termasuk dokter yang terkenal secara internasional, profesor universitas dan praktisi medis yang berpengalaman dan berkualitas, dari berbagai negara di seluruh dunia.
Harus ada bukti medis bahwa orang yang sakit itu memang sakit sejak awal, bahwa gejalanya hilang dalam beberapa jam, dan penyembuhannya berlangsung selama beberapa tahun. Pasien diperiksa di tempat oleh biro medis, yang mengirimkan kesimpulannya ke LIMC.
Jika komisi menganggap penyembuhan itu otentik, laporan itu diteruskan ke komisi kanonik di keuskupan dari mana orang yang disembuhkan itu berasal, dan uskup membuat pengumuman tentangnya. Baru kemudian pemulihan secara resmi dinyatakan sebagai keajaiban.
Bernadette dilahirkan di kincir de Boly, pada tanggal 7 Januari 1844 sebagai anak pertama dari François Soubirous (lahir pada tanggal 7 Juli 1807, meninggal pada tanggal 4 Maret 1871) dan Louise Casterot (lahir tanggal 28 September 1825, meninggal tanggal 8 December 1866, tepatnya 5 bulan dan 4 hari sesudah keberangkatan Bernadette ke Nevers pada tanggal 4 Juli 1866.
Nama lengkap yang sebenarnya adalah Marie Bernarde Soubirous. Waktu mencatatkan didaftar paroki, Pastor membuat kesalahan dengan mencatat nama Bernadette dengan terbalik yaitu Bernarde Marie.
Keluarga Soubirous ini sebenarnya mempunyai 9 orang anak, tetapi 4 diantara mereka meninggal akibat sakit dan kemiskinan. Hanya lima anak yang akhirnya masih hidup: Bernadette, Toinette, Jean-Marie (Johannes Maria), Justin (Justinus), Pierre (Petrus).
Pekerjaan ayah Bernadette semasa bujangan adalah sebagai tukang giling kincir di Latoure, sedangkan keluarga Casterot sendiri tinggal di kinciran Boly, dimana ayah Louise yang sebetulnya menguasai perusahaan tsb, dan meninggal dengan tiba-tiba pada tahun 1841. Dengan adanya pernikahan antara François dengan Louise, berarti bahwa penggilingan gandum itu mempunyai pengganti pimpinan perusahaan laki-laki, sesuatu hal yang umum sekali di waktu itu, sehingga dengan demikian penggilingan itu akirnya dapat berjalan lagi.
Jika ada orang-orang yang membutuhkan gandum untuk membuat roti demi memenuhi kehidupan harian mereka, tetapi tidak mampu membayarnya, seringkali gandum itu diberikan dengan cuma-cuma atau dengan harga pokok. Meskipun keluarga ini sendiri bukan orang yang mampu tetapi masih berjiwa sosial dan pada hakekatnya masih bersedia memberikan “semua” yang dimilikinya, seperti kisah janda yang miskin di dalam Injil Lukas 21: 01-04.
Oleh karena terlalu sosialnya, usahanya itu akirnya bangkrut. Ayah Bernadette kemudian bekerja sebagai kuli penggilingan harian untuk dapat memberi makan pada keluarganya. Untuk sedikit menggambarkan betapa beratnya kehidupan di Lourdes yang terletak di pegunungan Pyrennée ini, ingin saya berikan memberikan uraian kehidupan diwaktu itu. Jika seorang mempunyai kuda, dia mempunyai pendapatan yang lebih tinggi daripada jika dia bekerja, karena dia dapat menyewakan kuda itu dan seharinya menerima uang sekitar FF 1,55, sedangkan seorang kuli hanya menerima upahan FF 1,20. Mengapa? Karena kuda lebih kuat dan daya produksi lebih besar dari seorang kuli yang di pegunungan biasanya sangat kurus-kurus karena begitu miskinnya, di samping itu orang lebih mudah sakit. Karena tidak dapat membayar sewa rumah yang waktu itu kira-kira FF (French Franc) 250 setahunnya itu sehingga keluarga Soubirous harus meninggalkan penggilingan itu pada tahun 1854.
Saat itu mereka mempunyai 5 orang anak dan Bernadette adalah anak yang tertua dan sering sakit (astma), bahkan pada tahun 1855 terkena penyakit kolera. Keadaan keluarga itu begitu miskinnya, dan pendapatan ayahnya tidak selalu dapat mencukupi kehidupan harian keluarganya, apalagi untuk membiayai ongkos-ongkos sekolah Bernadette, bahkan sampai dia pernah dipenjara, karena difitnah dan dituduh mencuri gandum dari perusahaan roti Maison grosse.
Rumah ini didiami oleh kel. Soubirous dengan 4 orang anaknya. Dari sini dapat anda lihat betapa miskinnya kehidupan kel. Soubirous pada saat itu. Sesudah gua, Cachot ini merupakan monument yang sangat penting dan mengharukan sekali di Lourdes.
Baru pada tahun 1858 ketika menerima komuni pertama, untuk pertama kalinya didalam usia 14 th, dia memperoleh kesempatan untuk bersekolah di sekelohan susteran.
Meskipun keadaan kesehatannya yang jelek sekali, dia sangat cerdik, ramah serta ringan tangan, selalu bersedia untuk membantu siapa sajapun yang membutuhkan pertolongannya. Salah satu sifat jelek Bernadette sendiri adalah terkadang sangat keras kepala, seperti juga ibunya.
Maison Paternelle, yang artinya “rumah orang tua” atau Moulin de Lacade” yang berarti “Kincir Lacade” di Rue de Bernadette 4, semula adalah milik walikota Lourdes Mr.Lacade, yang disewa oleh pastor Peyramale untuk menolong orang tua Bernadette dari Cachot, dan pada tanggal 20 Augustus 1867 dibeli oleh Mgr Laurence, uskup dari Tarbe yang juga Lourdes termasuk wilayahnya, dan disumbangkan pada fam Soubirous. Sejak itu mereka mendiami kembali rumah ini yang dikenal dengen nama Maison Paternelle.
Bernadette sendiri dilahirkan dilahirkan di Moulin de Boly, yang hampir berdampingan dengan Maison Patternelle terletak di rue Bernadette 14, salah satu dari grup kincir di samping sungai Lapaca, yang sangat deras arusnya, milik dari Anna de Candebotte yang didapat sebagai emas kawin dari Dr David Boly, dokter Inggris. Rumah ini disewakan kepada Augustin Casterot, ayah dari Louis Casterot, jadi kakeknya Bernadette.
Suatu hari, pada tanggal 11 Februari 1858, suatu peristiwa yang luar biasa terjadi. Ketika ia bersama adiknya dan seorang temannya sedang mencari kayu bakar di sebuah gua (grotto) yang disebut Massabielle (Batu Besar), di tepi sungai Gave dekat kota Lourdes. Dia sendirian di dekat gua sementara dua gadis lainnya beristirahat mengumpulkan kayu. Bernadetta mendengar sesuatu yang aneh:
“Suatu hari saya dan dua gadis lain pergi ke pinggir sungai Gave. Tiba-tiba saya mendengar bunyi gemerisik. Saya mengarahkan pandangan ke arah padang yang terletak di sisi sungai, tetapi pepohonan di sana tampak tenang dan suara itu jelas bukan datang dari sana. Kemudian saya mendongak dan memandang ke arah gua di mana saya melihat seorang wanita mengenakan gaun putih yang indah dengan ikat pinggang berwarna terang. Di atas masing-masing kakinya ada bunga mawar berwarna kuning pucat, sama seperti warna biji-biji rosarionya.
Saya menggosok-gosok mata saya, kemudian saya tergerak untuk memasukkan tangan saya ke dalam lipatan baju saya di mana tersimpan rosario. Saya ingin membuat tanda salib, tetapi tidak bisa, tangan saya lemas dan jatuh kembali. Kemudian wanita itu membuat tanda salib. Setelah usaha yang kedua saya berhasil membuat tanda salib meskipun tangan saya gemetar. Kemudian saya mulai berdoa rosario sementara wanita itu menggerakkan manik-manik di antara jari-jarinya tanpa menggerakkan bibirnya sama sekali. Setelah saya selesai mendaraskan Salam Maria, wanita itu tiba-tiba menghilang.
Saya bertanya kepada kedua gadis yang lain apakah mereka melihat sesuatu, tetapi mereka mengatakan tidak. Tentu saja mereka ingin tahu apa yang telah terjadi. Saya katakan kepada mereka bahwa saya melihat seorang wanita mengenakan gaun putih yang indah, namun saya tidak tahu siapa dia. Saya minta mereka untuk tidak menceritakan hal itu kepada siapa pun. Mereka mengatakan saya bodoh karena memikirkan yang bukan-bukan.”
Bernadette meminta kepada kedua gadis lainnya untuk menjaga rahasia, tetapi ternyata adiknya mengatakannya kepada ibu mereka. Ibunya memarahinya dan berkata kepadanya agar menghilangkan ilusi tolol dari kepalanya. Tetapi Bernadette meyakini dalam hatinya bahwa kejadian-kejadian itu nyata.
Tiga hari kemudian tiga gadis itu kembali ke gua, sambil membawa air suci untuk menguji batinnya. Wanita itu menampakkan diri sekali lagi tetapi hanya Bernadetta yang dapat melihatnya. Ketika Bernadetta menuang air suci ke tanah, wanita itu hanya tersenyum. Sekarang Bernadetta yakin bahwa ini bukan tipuan iblis.
Sekarang seluruh desa sadar apa yang terjadi di Massabielle. Ketika Bernadette kembali ke gua bersama dengan orang-orang kota untuk ketiga kalinya pada tanggal 18 Februari, wanita itu menampakkan diri lagi dengan permintaan
Dalam penampakan ini, wanita itu berkata secara khusus kepada Bernadetta bahwa
Sekitar 100 orang desa mengikuti Bernadette ke gua, beberapa saksi menyatakan bahwa mereka merasakan suasana berserah hati selama penampakan kepada Bernadette. Mereka melihat wajah Bernadette diliputi dengan ekspresi hormat dan tunduk. Walaupun sudah sangat santer beredar kabar bahwa adalah Bunda Maria sendiri yang memperlihatkan diri, Bernadette menyatakan bahwa ia sudah menanyakan siapakah wanita itu, tetapi wanita itu hanya tersenyum mendengar pertanyaannya.
Walaupun sudah ada 100 orang yang menyertainya selama Bernadette menerima penglihatan dari sosok wanita yang konon adalah Bunda Maria, banyak juga orang lain dari Lourdes yang menunjukkan sikap kritis dan meragukannya. Orang-orang tua dan polisi beberapa kali membawa Bernadette untuk ditanyai, ia juga menjalani pemeriksaan kejiwaan. Ia juga ditekan agar tidak kembali ke gua. Walaupun dalam tekanan, Bernadette tetap sabar dan dengan kepolosan tanpa melebih-lebihkan tetap memberikan keterangan yang sama.
Seorang dokter menyertai Bernadette dalam perjalanan berikutnya dan menyimpulkan bahwa dia tidak menemukan apa-apa yang abnormal dalam diri Bernadette selama mengalami ekstase. Itu terjadi pada tanggal 21 Februari, penampakan keenam kepada Bernadette, ketika perempuan itu berkata kepada Bernadette:
Sejumlah besar orang sekarang mengikuti Bernadette ke gua Masabielle, para pejabat pemerintah gelisah bahwa orang akan terluka atau jatuh di sekeliling lubang gua. Maka Prokur Kerajaan, M. Dutour, berkata kepada Bernadette agar dia tidak turun lagi ke gua. Tetapi Bernadette menolaknya sebab dia berjanji kepada perempuan itu untuk kembali. Terkejut atas kebulatan tekad Bernadette, Prokur berkata dia akan memikirkannya. Komisaris polisi, Dominique Jacomet, berharap Bernadette menghentikan apa yang dianggap sebagai tebakan. Bagaima-manapun, berdasarkan interogasi komisaris tidak menemukan inkon-sistensi dari kisah Bernadette, maka dia hanya mengancam Bernadette dengan hukuman penjara jika dia kembali ke gua.
Ayah Bernadette datang ke kantor polisi mengajak Bernadette pulang ke rumah, dan komisaris memperingatkan dengan keras kepada mereka berdua agar tidak kembali ke gua. Perintah polisi itu ditentang, dalam perjalanan pulang ke rumahnya Bernadette berbalik dan kembali ke gua. Dibayang-bayangi oleh polisi dan orang banyak yang mengikutinya, Bernadette tidak menerima penampakan hari itu, tetapi dia harus menanggung ejekan yang menyakitkan hati dari orang-orang yang memfitnah dan yang tidak percaya.
Dua hari kemudian, pada tanggal 23 Februari, Bernadette kembali ke gua dan dianugerahi dengan penampakan Maria lain, yang meminta dengan sangat:
Hari berikutnya Maria berkata kepada Bernadette:
Bingung karena tidak ada sumber air di Gua Massabielle, Bernadette mulai menggali tanah dengan rasa takut, menimbulkan tertawaan dan cemoohan dari orang banyak yang berpikir dia mulai gila. Tetapi tercenganglah orang banyak itu, kelembaban mulai merembes dari tanah yang telah digalinya, dan Bernadette mengambil air, meminumnya, dan mengotori mukanya dengan lumpur. Orang banyak menertawakannya dan menganggap ia hanya berbohong. Tetapi beberapa hari aliran air yang kecil itu mengeluarkan lebih banyak air yang jernih dan berubah menjadi mata air.
Penduduk setempat mulai mengikuti Bernadette untuk minum dan mandi dari sumber air yang kini jernih tidak berlumpur itu.
Pada penampakan yang ketigabelas pada tanggal 2 Maret Bernadette diperintahkan untuk
Wanita itu berkata kepada Bernadette bahwa
tetapi Abas Peyramale berkata dengan sangat kasar kepada Bernadette bahwa dia tidak biasa menerima perintah dari penampakan-penampakan aneh, dan bahwa jika perempuan itu menginginkan kapel dan prosesi-prosesi di gua pertama-tama dia harus mengidentifikasikan dirinya.
Pada penampakan yang keempat belas pada tanggal 3 Maret, Bernadette menanyakan nama sang wanita tersebut, tetapi menurut Bernadette, wanita itu hanya menganggukkan kepalanya dan tersenyum, tidak memberikan jawaban apapun.
Keesokan harinya, pada 4 Maret, Bernadette diikuti 9 ribu orang kembali ke gua. Untuk kedua kalinya Bernadette menanyakan nama wanita itu. Tetapi menurut Bernadette, kembali wanita itu hanya tersenyum. Ketika Bernadette menceritakannya kepada Abas Peyramale, Abas hanya tersenyum mendengarnya, dan meyakinkan Bernadette bahwa wanita itu menertawakannya dan Abas menyuruh Bernadette untuk tidak kembali ke gua itu. Tapi Bernadette walaupun sempat merasa bimbang, merasa bahwa ia harus tetap pergi.
Tiga minggu kemudian barulah Bernadette kembali ke gua pada tanggal 25 Maret, Hari Raya Kabar Sukacita Maria dan penampakan ke-16 kepada Bernadette. Bernadette berkata bahwa setelah tiga kali pertanyaannya dijawab dengan senyum, setelah Bernadette bertanya untuk keempat kalinya, wanita itu tidak tersenyum. ”Dengan lengannya ke bawah, wanita itu mengangkat tatapannya ke surga, dan kemudian dengan mengatupkan tangannya ke dada, ia berkata kepada Bernadette dalam bahasa Occitan:
Bernadette, gadis sederhana dengan sedikit pendidikan, tentu saja tidak tahu arti “Dikandung Tanpa Dosa”, tetapi segera menyampaikan pesan itu kepada Abas Peyramale. Mendengar kata-kata Bernadette, hati Abas terpana. Abas bertanya sekali lagi, apakah Bernadette yakin dengan ucapannya. Bernadette berkata bahwa ia yakin, dan ia mengatakan bahwa ia mengulang-ulangi kata-kata wanita itu agar ia tidak lupa.
Empat tahun sebelumnya yaitu tanggal 8 Desember 1854 Paus Pius IX dalam ensikliknya Ineffabilis Deus mengeluarkan dogma bahwa Bunda Maria dikandung tanpa dosa. Sudah sejak semula umat beriman secara tradisi percaya bahwa Bunda Maria sungguh-sungguh mulia dan tanpa dosa karena mengandung Tuhan sendiri. Tetapi ungkapan teologis ’Yang Dikandung Tanpa Dosa/Immaculata Conceptio’ tidak banyak dikenal umat selain para tertahbis yang mendalami teologi dan filsafat. Ketika ungkapan ini keluar dari mulut Bernadetta, yang bahkan buta huruf, Abas Peyramale baru diyakinkan bahwa wanita itu adalah sungguh-sungguh Perawan Maria Yang Terberkati dan bahwa dia datang meneguhkan dogma Immaculata Conceptio. Sebuah tempat suci segera dibangun di Gua Massabielle, dan sumber airnya segera terkenal karena daya penyembuhannya. Pada tanggal 18 Januari 1862, Uskup Lawrence, Uskup Tarbes, keuskupan yang membawahi Lourdes, mengeluarkan surat yang mengakui penampakan-penampakan di Lourdes sebagai penghargaan iman:
”Kami meyakinkan bahwa Penampakan ini supranatural dan berasal dari Allah…”
Bernadette menerima penampakan Maria yang ke-18 dan itu adalah penampakan Bunda Maria yang terakhir kalinya bagi Bernadette pada tanggal 16 Juli 1858, pada Pesta Perawan Maria dari Gunung Karmel. Bernadette tidak pernah mencari nama tenar dan popularitas, dalam banyak hal ia berharap dapat hidup dengan tenang karena peristiwa penampakan Bunda Maria dan keajaiban-keajaiban yang terjadi menarik perhatian banyak orang di seluruh Perancis dan wilayah sekitarnya. Dalam beberapa tahun setelahnya ia senantiasa dengan sabar menghadapi banyak orang-orang yang ingin menemuinya: orang-orang yang berharap kesembuhan hanya dengan menemuinya, orang-orang yang meragukannya, orang-orang yang tidak percaya dan menentang, orang-orang penasaran yang ingin mendengar langsung darinya. Banyak orang yang menceritakan betapa Bernadette selalu sangat sabar, murah hati dan toleran kepada banyak pengunjung yang muncul begitu saja ingin menemuinya. Bahkan banyak orang yang ragu dan menolak penampakan Bunda Maria terkesan terhadap Bernadette yang tetap rendah hati, jujur dan lugas.
Walaupun dengan sabar ia menemui tamu-tamunya, Bernadette semakin tertarik dengan ide memasuki biara untuk dapat hidup tenang. Awalnya ia tertarik memasuki biara Karmel, tapi kondisi kesehatannya tidak memungkinkannya mengikuti rutinitas biara Karmelit yang berat. Akhirnya ia memutuskan dan diterima dalam biara para Suster Charitas di Nevers, Perancis, pada usia 22 tahun. Saat tiba pertama kalinya di biara ia diminta untuk menceritakan lagi penglihatannya di hadapan para suster yang sedang berkumpul, tetapi setelah ia selesai menceritakannya, suster kepala melarang ia dan seluruh suster lain membahas penglihatannya lagi dan hidup senormal mungkin di biara seperti suster lainnya. Ia sangat senang dengan larangan tersebut walaupun suster kepala mengijinkannya sesekali menemui imam-imam senior dan uskup yang melakukan wawancara untuk keperluan Gereja. Ia hidup senormal mungkin di biara dan akhirnya memperoleh kemampuan baca dan tulis. Ia bekerja merawat orang sakit, dan membuat hiasan-hiasan taplak altar dan jubah-jubah. Suster Marie-Bernarde (nama biara Bernadette) sering sakit selama di biara, menderita TBC, sakit tulang, tumor, asma, dan kesehatan yang memburuk secara keseluruhan.
Tapi Suster Marie-Bernarde tidak memohon kesembuhan dari mata air Lourdes lagi saat ia menderita tuberkulosis pada tulang lutut kanannya. Ketika ditanya mengapa ia tidak pergi ke Lourdes untuk memohon kesembuhan, Bernadette mengatakan bahwa kesembuhan dari Lourdes bukanlah untuknya, tetapi untuk mereka yang lebih sakit daripadanya.
Ia menyaksikan perkembangan Lourdes menjadi tempat ziarah ketika dia masih tinggal di Lourdes antara usia 14 s/d 22 tahun tapi sesudah masuk biara ia tidak tahu-menahu lagi dan ia bahkan juga tidak hadir saat pemberkatan Basilika Yang Dikandung Tanpa Dosa pada tahun 1876. Kesehatannya semakin memburuk karena serangan TBC dan ia meninggal pada usia 35 tahun pada tanggal 16 April 1879.
Suster Nathalie Portat yang menjaga Suster Bernadette menceritakan bahwa Bernadette kerap menampakkan ekspresi wajah menahan kesakitan dan meminta rekan-rekannya mendoakan jiwanya. Pada saat terakhirnya, ia menceritakan bahwa Suster Bernadette mendoakan Salam Maria dengan penuh kerendahan hati bagaikan seorang anak perempuan kecil pada ibunya menyatakan dua kali ’Santa Maria, Bunda Allah, doakanlah kami yang berdosa ini” Beberapa saat kemudian Bernadette membuat tanda salib, minum beberapa tetes air dan meninggal dalam kedamaian.
Suster Bernadette meninggal pada tanggal 16 April 1879. Sesudah menerima ijin dari pemerintah setempat, jenazah itu dimakamkan pada tanggal 30 April 1879 dimakamkan di ruangan bawah tanah di kapel St Jozef.
Pada tanggal 22 September 1909 peti mati itu dibongkar, di bawah pengawasan keuskupan Nevers (Mgr. Gauthey) dan jenazah itu diselidiki oleh dua orang ahli bedah yang masing-masing telah disumpah terpisah oleh gereja yaitu Dr. David dan Dr. Jourdan. Kedua ahli bedah ini tidak saling mengenal satu sama lain. Ahli-ahli ini menulis di dalam raport mereka masing-masing bahwa, ketika peti itu dibuka tidak mencium bau busuk, meski jubahnya yang agak lembab, semua masih utuh, tangan lengkap dengan kuku-kukunya, maupun matanya. Hanya setelah beberapa jam berada di luar, jenazah itu menjadi agak hitam, karena bereaksi dengan udara. Walaupun demikian, Rosario dan salib dalam genggamannya berkarat. Mereka membersihkan dan mengenakan pakaian baru sebelum memakamkannya kembali.
Karena adanya Perang Dunia I yang baru berakir pada tahun 1918, maka baru ada kemungkinan untuk kedua kalinya, peti mati itu dibuka lagi pada tanggal 03 April 1919, hal ini dikarenakan oleh persiapan yang harus diambil dalam rencana persiapan pengakuan dan pengangkatan Bernadette sebagai santa, seperti yang telah diijinkan oleh Paus Pius X, pada tanggal 13 Augustus 1913. Di bawah pengawasan Mgr.Chatelus Uskup dari Nevers waktu itu, komisaris dari polisi, wakil-wakil dari kotapraja dan anggauta dari dewan hukum gereja. Ahli-ahli bedah yang diberi perintah untuk menyelidiki jenazah itu adalah Dr Talon dan Dr. Comte. Seperti juga dengan yang pertama, kedua ahli bedah ini tidak saling mengenal satu sama lain.Untuk menjamin kebenaran hasil-hasil penyelidikan bahwa laporan yang mereka buat tidak tergantung satu sama lain atau disepakatkan serta tanpa memungkinkan adanya komplotan, kedua dokter itu diberi kesempatan untuk memberikan hasil penyelidikan mereka sendiri, dengan terpisah. Kedua ahli ini menulis laporan yang garis besarnya sesuai dengan laporan yang telah diberikan oleh kedua dokter yang menyelidiki jenazah Bernadette pada. tahun 1909. Kesimpulan mereka adalah bahwa jenazah itu sama sekali tidak berbau, juga pembesar yang hadlir di situ untuk menyaksikan autentik tidaknya, tidak mencium bau jenazah, meskipun jenazah itu sudah sedikit agak berkeriput seperti mummie dan nampak agak berjamur seperti dilapisi oleh garam, yang tidak lain adalah calcium.
Pukul 17.00 di hari itu juga jenazah itu dimakamkan kembali untuk kedua kalinya di kapel St Jozef dari biara St Gildard di Nevers (baca: Ne- fair).
Pada tanggal 18 Nopember 1923 Paus Pius XI mengakui kebenaran penyelidikan-penyelidikan yang telah dilakukan dua kali sebelumnya, dan untuk ketiga kalinya peti itu dibuka lagi pada tanggal 15 April 1925. Jenazah itu diselidiki oleh kedua ahli bedah yang 4 tahun sebelumnya juga telah menyelidikinya, selain relikwi-relikwi yang harus diambil untuk dikirim ke Rome, Lourdes, untuk persiapan ter- akir sebelum peresmian pengakuan sebagai santa oleh Roma. Ahli-ahli bedah itu membuat laporan bahwa jenazah itu masih dalam keadaan yang bagus sekali, bahkan hatinya masih utuh sepenuhnya, otot-ototnya masih supel dan normal, meskipun sudah 46 th meninggal dan biasanya sudah menjadi debu atau tinggal tengkoraknya, tetapi ternyata tidak demikian keadaannya. Kesimpulan yang dapat diambil adalah bahwa kejadian ini bukan sesuatu kejadian alamiah, melainkan satu keajaiban, tanpa seorang dokter ataupun seorang ahli dapat memberikan keterangan.
Oleh karena jenazah itu sudah agak hitam karena bereaksi dengan udara, berhubung sudah beberapa kali digali dan dikubur, maka wajah St. Bernadette dibalsam dengan berwarna sesuai dengan warna kulitnya dan akirnya diletakkan digelas kaca. Dewasa ini, tubuhnya tetap diperlihatkan dalam peti kaca di kapel biaranya, St.Gildard, di Nevers, Perancis, sebagai pernyataan bagi Perawan Maria dari Lourdes. Kapelnya menjadi tujuan peziarahan dan tubuhnya tetap utuh hingga hampir 130 tahun setelah kematiannya pada tanggal 16 April 1879.
Bernadette Soubirous dikanonisasi menjadi orang kudus pada tanggal 8 Desember 1933 – Hari Raya Maria Dikandung Tanpa Dosa. Setiap tahun jutaan orang datang berdoa di tiga basilika Lourdes dan mengunjungi Gua Massabielle mengambil bagian dalam penyembuhan melalui sumber air, yang telah menyembuhkan begitu banyak orang dari penyakit fisik dan rohani.
Ia adalah pelindung bagi orang sakit, keluarga, penggembala dan orang miskin. Sebuah catatan diberikan kepada kanonisasinya bahwa ia menerima sebutan orang kudus bukan sepenuhnya karena ia menerima penampakan Bunda Maria, tetapi terutama karena kesederhanaan dan kekudusan hidupnya sendiri.
Tempat Ziarah Bunda Maria dari Lourdes (bahasa Prancis: Sanctuaire de Notre-Dame de Lourdes; bahasa Oksitan: Santuari de Nòstra Senhora de Lorda) adalah Gua Maria Katolik dan tempat ziarah internasional yang didedikasikan untuk Bunda dari Lourdes di kota Lourdes, Hautes-Pyrénées, Prancis. Tempat kudus ini mencakup beberapa bangunan keagamaan dan monumen di sekitar gua Massabielle, tempat peristiwa penampakan Lourdes terjadi pada tahun 1858, di antaranya tiga basilika, Basilika Bunda Maria Dikandung Tanpa Noda, Basilika Rosario dan Basilika Santo Pius X, masing-masing dikenal sebagai basilika atas, bawah, dan bawah tanah.
Gua Maria ini menjadi tujuan bagi para peziarah yang sakit dan cacat, karena air Lourdes, yang telah mengalir dari gua sejak penampakan, terkenal akan penyembuhan ajaib. Area tersebut dimiliki dan dikelola oleh Keuskupan Tarbes-et-Lourdes, dan memiliki beberapa fungsi, termasuk kegiatan misa, kantor, dan akomodasi bagi para peziarah yang sakit dan cacat serta para pembantu mereka. Selain grotto dan tiga basilika, area tempat suci tersebut mencakup air mancur yang menyediakan air Lourdes, pemandian untuk berendam di dalam air, esplanade untuk prosesi, kalvari, kantor Biro Medis Lourdes, dan beberapa tempat ibadah Katolik di lahan seluas 52 hektar.
Tempat kudus Lourdes adalah salah satu tempat suci Katolik yang paling banyak dikunjungi di dunia, dengan sekitar empat juta peziarah datang setiap tahun. Gua Massabielle, yang merupakan situs paling terkenal di cagar alam, memiliki ratusan replika di dunia, yang dikenal sebagai "gua Lourdes".
Tempat kudus Bunda Maria dari Lourdes dimulai dengan penampakan Maria kepada Bernadette Soubirous pada tahun 1858 di kota Lourdes. Pada tanggal 11 Februari 1858, seorang gadis petani berusia 14 tahun, bernama Bernadette Soubirous, berkata bahwa dia melihat seorang "wanita" saat bermain di dekat gua Massabielle (dari "masse vieille": "massa tua") dengan saudara perempuannya dan seorang teman, di tepi kiri sungai Gave de Pau.[1] "Wanita" itu berdiri di atas semak mawar di niche di atas rongga utama gua Massabielle.
Pada saat penampakan, gua terletak jauh di luar kota, di tanah umum yang digunakan oleh penduduk desa dengan berbagai cara untuk menggembalakan hewan, mengumpulkan kayu bakar, dan sebagai tempat pembuangan sampah, dan memiliki reputasi sebagai tempat yang tidak menyenangkan.[2]
Bernadette memberi tahu saudara perempuannya untuk tidak memberi tahu orang tua mereka tentang penampakan itu, tetapi dia tetap memberi tahu mereka dan orang tua mereka melarang mereka pergi ke gua lagi. Bernadette mengabaikan perintah mereka dan terus pergi ke gua. Dari 11 Februari 1858 hingga 16 Juli 1858, Bernadette melihat penglihatan yang sama sebanyak 18 kali. "Wanita" itu akhirnya memperkenalkan dirinya kepada Bernadette sebagai Perawan Maria yang Dikandung Tanpa Noda, yang telah dinyatakan sebagai dogma untuk Perawan Maria oleh Paus Pius IX pada tahun 1854. Pastor lokal yang meyakinkan ini Dominique Peyramale bahwa Bernadette melihat penampakan asli Perawan Maria.
Selama penampakan, Bernadette diberi instruksi oleh "wanita", yang terbukti penting dalam pengembangan tempat suci dan upacaranya. Bernadette disuruh pergi dan minum air dari mata air yang akan muncul di dalam gua dan membasuh dirinya dengan itu. Dia juga disuruh pergi dan memberi tahu para pastor untuk membangun kapel di lokasi gua tempat orang-orang akan datang dalam prosesi.
Selama bulan-bulan setelah penampakan, minat publik terhadap penampakan tumbuh, dan pengunjung yang ingin tahu mulai digantikan oleh peziarah dari tempat yang semakin jauh, tertarik oleh kisah-kisah menarik tentang penampakan dan keajaiban.
Pastor Dominique Peyramale lokal dan uskup lokal Bertrand-Sévère Laurence membeli gua dan tanah di sekitarnya dari kota Lourdes pada tahun 1861, tiga tahun setelah penampakan. Segera mereka mulai memodifikasi area tersebut agar lebih mudah diakses oleh para peziarah, dan mulai bekerja untuk membangun gereja pertama, yang sekarang dikenal sebagai "ruang bawah tanah".
Pada tahun 1864, pematung Prancis Joseph-Hugues Fabisch ditugaskan untuk membuat patung Bunda dari Lourdes berdasarkan deskripsi Bernadette. Meskipun telah menjadi simbol ikon Bunda dari Lourdes, itu menggambarkan sosok yang tidak hanya lebih tua dan lebih tinggi dari deskripsi Bernadette, tetapi juga lebih sesuai dengan representasi ortodoks dan tradisional Perawan Maria. Patung itu terletak di ceruk tempat Perawan menampakkan diri kepada Bernadette. Semak mawar liar yang asli dihancurkan tak lama setelah penampakan oleh peziarah yang mencari relik, tetapi yang lebih baru telah ditanam di dekatnya.[3]
Karena pergolakan politik Prancis yang mengakibatkan pemisahan paksa antara Gereja dan Negara, properti dan pekarangan tempat suci disita dari Gereja dan dikembalikan ke kepemilikan kota pada tahun 1910. Uskup saat itu, François-Xavier Schoepfer , menentang penyitaan ini dan diizinkan untuk menyewa area suaka dari kota sampai pecahnya Perang Dunia I pada tahun 1914.[4]
Belakangan, kunjungan ke Lourdes oleh Marshal Pétain pada tahun 1941 memberikan pengakuan resmi atas suaka tersebut. Pejabat gereja berhasil mengajukan petisi kepada Pétain untuk mengizinkan Gereja mengklaim kembali kepemilikan tempat suci .[4]
Uskup Tarbes dan Lourdes bertanggung jawab atas tata kelola spiritual tempat kudus. Dia menunjuk perwakilan lokal, yang disebut rektor. Tempat kudus dijalankan secara independen dari paroki Lourdes, yang bertanggung jawab atas kebutuhan spiritual Lourdais sendiri.
Tiga puluh kapelan penuh waktu dipekerjakan di suaka, dari keuskupan dan komunitas religius di seluruh dunia. Mulai 2010, terdapat 292 karyawan awam penuh waktu dan 120 karyawan musiman lainnya yang bekerja di 63 divisi berbeda, dengan anggaran berjalan tahunan sebesar €18 juta, 90% dari donasi.[5]
Tempat kudus buka sepanjang tahun. Di musim dingin jumlah pengunjung jauh lebih sedikit, jadwal Misa dan kegiatan peribadatan berkurang, dan tidak ada prosesi. Musim dingin berlangsung dari 1 November (hari raya orang-orang suci) hingga Paskah.[6] Pada tanggal 11 Februari, Pesta Bunda Maria dari Lourdes, biasanya diadakan program kegiatan yang lengkap.
Tempat kudus ini sepenuhnya aktif antara Paskah dan Hari Raya Semua Orang Kudus setiap tahun, dan memiliki program kegiatan devosi termasuk Misa, prosesi, Adorasi Sakramen Yang Terberkati], dan sakramen rekonsiliasi. Banyak kegiatan dilakukan dalam beberapa bahasa; dalam beberapa ibadah liturgi diulangi dalam berbagai bahasa.
Lahan buka setiap hari dari jam 5 pagi sampai tengah malam;[7] di luar waktu ini gua dapat diakses melalui Gerbang Lacet di belakang Basilika Atas.
Diperkirakan 200 juta orang telah mengunjungi tempat ziarah Lourdes sejak tahun 1860. Gereja Katolik Roma telah secara resmi mengakui 70 penyembuhan ajaib, yang ke-70 adalah penyembuhan Suster Bernadette Moriau, yang diakui pada 11 Februari 2018.[8]
Air Lourdes mengalir dari mata air di tempat yang sama di mana ia ditemukan oleh Bernadette, di gua Massabielle. Mata air asli dapat dilihat di dalam gua, diterangi dari bawah dan dilindungi oleh layar kaca. Peziarah minum air Lourdes karena kekuatan penyembuhannya yang terkenal. Air diakses dari keran individu yang terletak di antara gua dan pemandian. Air dari Lourdes dianalisis secara menyeluruh oleh ahli kimia independen pada tahun 1858 dan 1859, dan tampaknya tidak memiliki kekuatan laten untuk menyembuhkan dan tidak memiliki sifat khusus ilmiah atau obat. Meskipun demikian, air itu sendiri merupakan simbol pengabdian yang kuat bagi para peziarah Lourdes, dan banyak yang membeli patung dan rosario yang berisi botol-botol kecil, dan membawa pulang wadah plastik besar berisi air itu.
Prosesi diadakan di tempat kudus, dengan trosesi obor mungkin yang paling terkenal dan paling mengesankan secara visual.
Prosesi Sakramen Mahakudus diadakan setiap hari pada pukul 17.00. Prosesi dimulai di altar terbuka di padang rumput di seberang sungai dari gua dan dipimpin oleh peziarah yang sakit diikuti oleh seorang imam, uskup atau kardinal yang membawa monstran berisi Sakramen Mahakudus. Biasanya pembawa Sakramen Mahakudus terlindung dari unsur-unsur oleh kanopi bergerak, yang disebut baldachin, dibawa oleh empat asisten. Sakramen Mahakudus didampingi oleh pembawa yang membawa lilin, pembakar dupa atau simbol devosi lainnya. Pembawa ini adalah pembantu awam yang dipilih dari para peziarah. Menyusul langsung di belakang Sakramen Mahakudus, baik selama prosesi maupun pemberkatan orang sakit, akan ada sekelompok dokter perwakilan dari berbagai ziarah. Terakhir, ada kelompok peziarah, ada yang mengikuti panji paroki atau keuskupannya. Prosesi berjalan melintasi sungai, melewati Patung Mahkota, di sepanjang lapangan terbuka dan turun ke basilika bawah tanah Santo Paus Pius X di mana para peziarah yang sakit ditempatkan di depan altar. Selama prosesi ada meditasi, doa, himne dan nyanyian, dalam beberapa bahasa. Setelah semua peserta berkumpul, ada periode Adorasi Ekaristi, dilanjutkan dengan Pemberkatan Orang Sakit.[9]
Selama kondisi cuaca ekstrem, prosesi akan berlangsung di dalam basilika.
Prosesi obor Maria berlangsung setiap hari pada pukul 21:00. Prosesi dimulai di dekat gua dan berlanjut di gang-gang esplanade yang berakhir di alun-alun Rosario. Dalam cuaca ekstrem, upacara dalam ruangan dapat diadakan di Basilika Bawah Tanah sebagai gantinya. Prosesi dipimpin oleh umat yang sakit diikuti oleh relawan yang membawa replika patung Perawan Maria Cabuchet. Sebagian besar peserta membawa lilin.
Fokus dari prosesi ini adalah rosario. Semua lima dekade dibacakan, biasanya dalam berbagai bahasa. Himne Lourdes juga dinyanyikan, dengan bait-bait dalam berbagai bahasa. Doa umat dapat didoakan diikuti dengan "Laudate Mariam". Ada pemberkatan terakhir dalam bahasa Latin, dan kemudian undangan untuk bertukar tanda perdamaian dengan sesama peziarah.[10]
Basilika Maria Dikandung Tanpa Noda, umumnya dikenal sebagai "Basilika Atas", ditahbiskan pada tahun 1876. Merupakan bangunan yang mengesankan dan rumit dalam gaya Gotik, dirancang oleh arsitek Hyppolyte Durand, dan di satu sisi tampak muncul langsung dari batu Massabielle (tempat suci berada tepat di atas gua). Dindingnya dilapisi dengan plakat "ex voto", dan spanduk dari Ziarah Nasional resmi di masa lalu. Ini memiliki serangkaian jendela kaca patri yang menggambarkan berbagai peristiwa dalam kisah Lourdes; jendela clerestory menggambarkan Maria sebagai Hawa Kedua.
Eksteriornya didominasi oleh menara setinggi 70 m, dan dua menara yang lebih kecil diselesaikan kemudian pada tahun 1908. Di atas pintu masuk terdapat mosaik yang menggambarkan Paus Pius IX, yang mendefinisikan dogma Dikandung Tanpa Noda pada tahun 1854.[11]
Basilika memiliki ruang bawah tanah, yang merupakan gereja pertama yang diselesaikan di tempat kudus, pada tahun 1866. Konstruksi dimulai oleh Abbé Peyramale dan uskup Laurence. Ayah Bernadette mengerjakan konstruksinya dan hadir pada pembukaan resminya, pada Pentakosta Minggu, 1866. Nave kecil dan fitur penting seperti pilar besar yang menopang berat Basilika Atas, yang dibangun di atasnya.
Ruang bawah tanah dimasuki melalui koridor, yang pintu masuknya didominasi oleh patung perunggu besar St. Peter, memegang Kunci Kerajaan Surga. Di seberangnya berdiri patung Pius X. Dinding koridor dan nave dilapisi dengan plakat marmer kecil, yang dikenal sebagai plakat "ex voto", yang disumbangkan sebagai ucapan terima kasih atas bantuan spiritual yang diterima.[12]
Basilika Rosario, yang dikenal sebagai "Basilika Bawah", selesai pada tahun 1899, dan dirancang oleh arsitek Leopold Hardy. Itu ditahbiskan pada tahun 1901 dan memiliki kapasitas 1.500 umat. Gayanya dipengaruhi oleh arsitektur Bizantium. Nave terbuka dan melingkar, diatapi kubah. Bagian luar kubah ditutup dengan mahkota dan salib berlapis emas yang dramatis, yang merupakan hadiah dari rakyat Irlandia pada tahun 1924.
Fasad eksterior basilika telah dimodifikasi pada tahun 2007 untuk menyertakan penggambaran misteri bercahaya, yang bukan merupakan bagian dari lima belas misteri tradisional, tetapi versi yang diperluas oleh Paus Yohanes Paulus II pada tahun 2002.
Basilika Santo Pius X, yang dikenal sebagai "Basilika Bawah Tanah", merupakan gereja tempat kudus terbesar dan paling kontroversial. Gereja ini dirancang oleh arsitek Pierre Vago dan selesai pada tahun 1958 untuk mengantisipasi kerumunan besar yang diharapkan di Lourdes untuk peringatan seratus tahun penampakan. Bangunan beton modern, hampir seluruhnya di bawah tanah (sebagian bangunan terletak di bawah Boulevard Père Rémi Sempé di atas). Saat penuh bisa menampung 25.000 umat.
Tempat di mana Bernadette Soubirous dikatakan telah melihat Penampakan Lourdes disebut "gua Massabielle", yang merupakan tempat paling terkenal di Lourdes. Air Lourdes mengalir dari mata air yang terletak di dalam gua. Dari tahun 2014 hingga 2018, lingkungan gua dimodifikasi untuk memudahkan peziarah melewati berbagai fasilitas di sekitar gua.[13] A lapangan terbuka baru dibangun di tepi sungai, keran yang menyediakan air dari mata air dipindahkan dari gua sementara air mancur baru untuk peziarah dibuat, pemandian direnovasi dan jembatan baru dibangun. Kapel lampu dibangun di tepi kanan untuk para peziarah menyalakan lilin.
Berbeda dengan kemegahan Lapangan Rosario dan tiga basilika, gua di Massabielle tempat berlangsungnya penglihatan St Bernadette sangat sederhana dan gamblang. Ceruk gua itu sendiri tidak didekorasi, meskipun altar dan mimbar batu polos telah ditempatkan di sana agar Misa dapat dirayakan. Di atas ceruk utama adalah ceruk tempat "wanita" yang dilihat oleh Bernadette Soubirous berdiri selama penampakan dan patung Bunda dari Lourdes Fabisch sekarang berdiri. Sebuah candelabra besar dengan 96 lilin di sebelah altar terus menyala sepanjang tahun. Selama musim ziarah, dua misa ziarah biasanya dirayakan setiap pagi di gua.
Mata air yang konon ditemukan Bernadette dapat dilihat di bagian belakang gua, terlindung oleh penutup kaca. Saat misa tidak dirayakan, peziarah dapat berproses melalui gua yang merupakan tradisi menyentuh bebatuan langsung di bawah patung; begitu banyak orang telah melakukan ini sehingga batu-batu itu menjadi halus. Juga di bagian belakang gua adalah kotak logam tempat doa atau petisi tertulis dapat disimpan; mereka dikumpulkan setiap hari dan dibakar.
Deretan bangku memungkinkan pengunjung untuk duduk dan berdoa atau merenung. Jemaah diminta untuk tetap diam saat berada di sekitarnya untuk menciptakan suasana khusyuk. Salah satu tempat Bernadette berdoa kepada Perawan ditandai dengan lempengan paving khusus.
Beberapa dinding batu di sekitar gua menunjukkan tanda-tanda perubahan yang disengaja, mungkin untuk meningkatkan akses bagi para peziarah. Oleh karena itu, tidak jelas lagi apa konfigurasi asli gua itu.
Setidaknya satu akun kontemporer menggambarkan serangkaian ruangan di belakang relung patung, yang hanya dapat dicapai dengan memanjat "seperti kadal" melalui celah di bebatuan.[14]
Air Lourdes dulu tersedia bagi peziarah di keran air yang terletak di dekat gua di sepanjang batu Massabielle. Namun, orang-orang yang bertanggung jawab atas suaka berpikir akan lebih baik untuk memiliki dua tempat terpisah untuk distribusi air Lourdes, dengan satu tempat tersedia untuk air minum dan mengisi botol dan wadah dengan air dan tempat lain yang diperuntukkan bagi para peziarah untuk mengambil air sebagai isyarat keagamaan. , dengan cara yang sama Bernadette Soubirous lakukan selama penampakan ketika dia disuruh oleh "wanita" untuk minum air dari mata air dan membasuh dirinya dengan itu. Inilah mengapa air mancur baru dibuat untuk "gerakan air" di sisi barat gua di sepanjang batu Massabielle, dibentuk sedemikian rupa sehingga sulit untuk mengisi botol dan wadah, dengan aliran air yang rendah. Keran air baru dibangun di tepi sungai, dimaksudkan untuk mengisi botol dan wadah dengan air Lourdes, jauh dari gua.
Selain mencuci muka di air mancur, peziarah dapat berendam di pemandian berisi air Lourdes (disebut 'piscines' dalam bahasa Prancis, yang berarti "kolam"). Ini juga dimaksudkan untuk mengulangi gerakan yang dibuat oleh Bernadette Soubirous selama penampakan saat dia membasuh dirinya dengan air setelah dia disuruh melakukannya oleh "wanita". Pemandian asli dibangun pada tahun 1862 dan pemandian saat ini pada tahun 1955. Mereka terletak di sisi barat gua di sepanjang batu Massabielle. Peziarah dibantu oleh sukarelawan untuk membenamkan diri sepenuhnya ke dalam bak mandi. Setiap tahun sekitar 350.000 umat mandi.[15] Tidak diperbolehkan mengambil gambar atau video.
Menyalakan lilin nazar adalah gerakan keagamaan lain yang Bernadette Soubirous lakukan selama penampakan dan yang sekarang menjadi bagian dari ziarah Lourdes. Peziarah biasa menyalakan lilin di dekat gua, di sepanjang batu Massabielle. Sekarang mereka harus menyeberangi sungai Gave de Pau dengan jembatan baru untuk mencapai "kapel cahaya", tempat semua lilin seharusnya dinyalakan. Sekitar 800 ton lilin dibakar setiap tahun dalam lilin renungan.[3] Peziarah dapat menempatkan lilin dengan berbagai ukuran, beberapa di antaranya membawa lilin besar dari paroki masing-masing. Pembakar lilin dirawat oleh staf feutiers, petugas yang tugasnya memastikan lilin terbakar dengan aman dan merata dan mengeluarkan nampan lilin leleh yang terkumpul di bawah setiap pembakar. Pada bulan Juli 2022, empat kapel lilin rusak akibat kebakaran yang disebabkan oleh lilin dan saat ini ditutup.[16]
Di seberang sungai dari gua dan gereja terdapat Accueil Notre Dame, sebuah fasilitas modern yang dibangun pada tahun 1996 untuk menampung para peziarah yang sakit selama mereka berada di Lourdes.
Accueil Notre Dame dibangun untuk menggantikan dua residensi lama bagi para peziarah. Accueil Notre Dame tua berdiri di seberang Basilika Bawah Tanah, dan telah direnovasi secara ekstensif, dibagi menjadi dua bangunan dengan membuang satu bagian. Satu gedung sekarang berisi Kapel Rekonsiliasi, yang dulunya adalah ruang makan, dan juga menjadi tempat biara Sisters of Charity of Nevers. Bagian lainnya sekarang dikenal sebagai Accueil John Paul II, dan berisi beberapa kapel, Pos dan Apotek Pertolongan Pertama, dan kantor Rumah Sakit. Yang lainnya adalah Accueil St. Bernadette, yang berdiri di seberang sungai dari Accueil Notre Dame lama, dan dihancurkan untuk membuka jalan bagi yang baru.
Sejak Paskah 1997 peziarah yang sakit dari seluruh dunia telah ditempatkan di Accueil Notre Dame, sebuah bangunan modern yang lapang. Accueil diatur menjadi dua sayap, masing-masing terdiri dari enam lantai, dengan area Penerimaan di lantai dasar dan Transit Lounge di lantai lima. Setiap lantai dari satu sampai empat diberi nama menurut orang suci tertentu, dengan orang suci wanita dihormati di satu sisi dan orang suci pria di sisi lain. Setiap lantai memiliki area pusat ruang makan tempat para peziarah berkumpul untuk makan.
Kamar-kamar, masing-masing dengan kamar mandi dan shower, dapat menampung dari satu hingga enam orang. Setiap kamar memiliki jendela, dengan beberapa yang beruntung memiliki pemandangan gua, dan lemari penyimpanan serta meja dan kursi. Setiap kamar terbuka ke area komunal.
Menghubungkan kedua sisi adalah Area Administrasi, dengan dua lift panoramik membawa pengunjung ke setiap lantai. Kantor administrasi berada di lantai enam dan tujuh, dan terdapat dapur di setiap sisi.
Biasanya, peziarah tiba di Accueil Notre Dame dengan bus yang disesuaikan secara khusus, baik dari bandara Lourdes atau stasiun kereta api, dan akan disambut di ruang transit dari mana mereka dibawa ke kamar mereka.
Tempat tinggal lainnya, Accueil Marie St. Frai, terletak tidak jauh dari tempat kudus; desain dan suasananya mirip dengan Accueil Notre Dame.
Lourdes modern berisi banyak toko suvenir. Beberapa pengunjung mungkin tidak menyukai komersialisme di beberapa bagian Lourdes, dengan toko-toko berhias neon yang dipenuhi dengan apa yang Malcolm Muggeridge, seorang pendukung tempat suci, disebut "peninggalan norak, pernak-pernik kesalehan ".[17] Lourdes disebut sebagai "Disneyland of the Catholic Church". Kritikus berpendapat bahwa fenomena Lourdes tidak lebih dari pemintal uang yang signifikan untuk kota dan wilayah tersebut, yang oleh karena itu memiliki kepentingan pribadi yang kuat untuk menjaga agar para peziarah tetap datang.[18] Gereja, bagaimanapun, menjauhkan diri dari komersialisasi. Banyak kios trinket dimiliki secara pribadi, dan penjaja dilarang keras berjualan dalam tempat kudus.